Sistem evaluasi

 


Pengertian sistem evaluasi

Evaluasi secara bahasa diambil dari kata evaluation yang berarti penilaian.  Secara istilah evaluasi berarti penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Dalam pengertian lain evaluasi mempunyai padanan kata yaitu assessment di mana menurut Tardif (1989) evaluasi berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai dengan kriteria yang telah ditentukan.[1]


B.     Tujuan dan Fungsi

Tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu.

2.      Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.

3.      Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.

4.      Untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar.

5.      Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengejar yang telah digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

6.      Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 38 (1) evaluasi bertujuan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Adapun fungsi dari evaluasi belajar, antara lain:

1.    Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor.

2.    Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan dan kelulusan.

3.    Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching.

4.    Sumber data BK untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan konseling.

5.    Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang meliputi pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat PMB.[2]


Adapun Wuradji (1974) mengemukakan fungsi evaluasi ke dalam dua golongan yaitu:

1.      Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan murid

a.       Untuk mengetahui kemajuan belajar

b.      Dapat dipergunakan sebagai dorongan (motivasi) belajar

c.       Untuk memberikan pengalaman dalam belajar.

2.      Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan pendidik

a.       Untuk menyeleksi murid yang selanjutnya berguna untuk meramalkan keberhasilan studi berikutnya.

b.      Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar murid, yang selanjutnya berguna untuk memberikan bimbingan belajar kepada murid.

c.       Untuk pedoman mengajar

d.      Untuk mengetahui ketepatan metode mengaiar.

e.       Untuk menempatkan murid dalam kelas (ranking, penjurusan, kelompok belajar dan lainnya).[3]


C.    Ragam Evaluasi

1.      Pre-test dan Post-test

Pre-test merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran yang tujuannya adalah mengidentifikasi pengetahuan siswa terhadap materi yang akan disajikan.

Post-test merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada akhir penyajian materi. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang telah disajikan.






2.      Evaluasi Prasyarat

Evaluasi ini sangat mirip dengan pre-test. Tujuannya adalah untuk mengindentifikasi penguasaan siswa terhadap materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

3.      Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

4.      Evaluasi Formatif

Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial.

5.      Evaluasi Sumatif

Ragam penialaian ini kurang lebih sama dengan ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan pengajaran.

6.      UAN/UN

UN (Ujian Nasional) merupakan kegiatanpengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentusecara nasional dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. Evaluasi ini pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.[4]


D.    Ragam Alat Evaluasi

Secara umum, alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif.

1.      Bentuk Objektif

Bentuk semacam ini bisa juga dikatakan dengan tes objektif, yakni tes yang dapat diberi skor atau nilai secara lugas menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya. Ada lima macam tes yang termasuk dalam evaluasi ini, antara lain:

a.       Tes benar salah

b.      Tes pilihan ganda

c.       Tes pencocokan (menjodohkan)

d.      Tes isian

2.      Bentuk Subjektif

        Alat evaluasi subjektif adalah alat ukur prestasi belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti. Instrumen evaluasi mengambil bentuk essay examination, yakni siswa diharuskan menjawab setiap pertanyaan dengan cara menguraikan atau dalam bentuk karangan bebas.[5]


E.     Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

1.      Evaluasi Prestasi Kognitif

Evaluasi jenis ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dari tes lisan, tulis, maupun perbuatan. Khusus untuk mengukur kemampuan analisis dan sintesis siswa, guru dapat menggunakan tes esai. Karena tes ini adalah satu-satunya ragam instrumen evaluasi yang paling tepat untuk mengevaluasi dua jenis kemampuan akal siswa di atas.

2.      Evaluasi Prestasi Afektif

Evaluasi jenis ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap orang. Salah satu bentuk tes ranah rasa yang populer adalah “Skala Likert”. Bentuk skala ini menampung pendapatyang mencerminkan sikap  sangat setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan dangat tidak setuju.

Hal yang perlu diingat oleh guru yang hendak menggunakan skala sikap ialah bahwa dalam evaluasi ranah rasa yang dicari bukan benar dan salah, melainkan sikap atau kecenderungan setuju atau tidak setuju.



3.      Evaluasi Prestasi Psikomotor

Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah psikomotor adalah observasi. Observasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai jenis tes mengenai tingkah laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karakteristik Peserta Didik