Karakteristik Peserta Didik

Mahami Karakteristik Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran. 

Doni . - april 15,2020




Penulis : Janawi Janawi

IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Guru, Karakterisstik anak, Peserta didik.


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh . 

Haloo ...  baik lah Saya sedikit memaparkan penjelasan terkait Judul dri jurnal ini yaitu tentang Karakteristik Peserta Didik .  Tulisan ini mencoba mengelaborasi kemampuan tenaga pendidik memahami karakteristik peserta didik dengan optimalisasi pencapaian proses pembelajaran. Pada tataran implementatif, keberhasilan proses pembelajaran tentu berhubungan dengan kemampuan tenaga pendidik dalam memahami subyek didik yang memiliki perbedaan, baik dimensi fisik maupun non fisik. Bahkan dalam proses pembelajaran, memahami karakteristik anak menjadi barometer kesuksesan proses pembelajaran.  Hal ini disebabkan karena tenaga pendidik merupakan ujung tombak pelaksanaan pembelajaran. Untuk memahami anak, pendidik perlu menggunakan segala informasi baik informasi yang bersumber dari internal maupun eksternak anak. Informasi-informasi tersebut dapat berhubungan dengan faktor latar belakang anak seperti faktor sosial budaya anak. Faktor-faktor ini penting dipahami untuk mengoptimalkan pola hubungan dan interaksi antara tenaga pendidik dengan peserta didik. Di samping itu, karakteristik peserta didik terkait dengan beberapa elemen penting seperti aspek intelektual, aspek fisik, emosional, dan moral. Kesemua aspek tersebut penting diperhatikan bahwasanya perbedaan zaman akan menentukan perbedaan perlakuan. Perbedaan perlakuan semakin dituntut seiring dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.

PembahasanHakekat Anak DidikMuncul berbagai pertanyaan di seputar “apa hakekat anak didik”. Beberapa pertanyaan penting yang  patut dimunculkan adalah:  Apakahhakekatanaksebagaianakdidik?  Mengapa  anak  didik  perlu dipahami?  Bagaimana  perkembangan  jiwaanaksebagaianakdidiksehinggadapatdididik denganbaik? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu penting mendapat jawaban. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan dipahami sebagai usaha sadar dan   terencana   dalam   rangka   mewujudkan   suasana   belajar   dan   proses   pembelajaran.   Proses pembelajaran  berorientasi  pada  peserta  didik    untuk  mengembangkan  potensi  yang  dimiliki  seperti memiliki  ; [1]  kekuatan spiritual  keagamaan;  [2] pendendalian  diri;  [3]  kepribadian; [4]  kecerdasan; [5] akhlak  mulia;  dan  [6]  keterampilan  (Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2003).  Elemen  penting  dalam Undang-Undang  Sistem  Pendidkan  Nasional  ini  menjadi  barometer  keberhasilan  pembelajaran  dan dunia pendidikan nasional. Artinya, sistem pendidikan nasional bertanggung jawab dalam menentukan masa  depan  anak-anak.  Masa  depan  mereka  akan  menentukan  masa  depan  bangsa.  Untuk  itu, memahami  anak  didik  perlu  dilakukan  secara  komprehensif.  Dalam  pendekatan  pembelajara  modern, anak  bukanlah  obyek  pembelajaran.  Anak  menjadi  faktor  penting  pembelajaran  dan  sekaligus  menjadi subyek pembelajaran. Anak mengikuti pembelajaran dan sekaligus berpartisipasi langsung dalam proses , pembelajaran.  Kerangka  ideal  tersebut  tercapai  apabila  pembelajaran  dilakukan  oleh  tenaga  pendidik profesional.Profesiataujabatanguru--guru yang baik--sebagai pendidikdisekolah sebenarnyatidakdapatdipandang  ringan,karenatugas  pendidik menyangkut  berbagaiaspek kehidupan sertamenuntut tanggung   jawabmoralyangberat.Raharjo   menyatakanbahwa   gurusebagai   profesimemilikikarakteristik  profesionalminimumdan   berdasarkansintesistemuan-temuanpenelitian.  Beberapakarakteristikprofesionalminimumguruadalah; pertama,mempunyai   komitmen pada siswa dan proses pembelajarannya; kedua,menguasaisecaramendalambahanpembelajaranataumatapelajaran serta cara menyampaikan pembelajarannya;ketiga,bertanggung jawab memantauhasil belajaranakmelaluiberbagaicaraevaluasi;keempat,mampuberfikir sistematis   tentangapa yangdilakukannyadanbelajardari  pengalamannya; dan kelima,    menjadi partisipan aktif masyarakat belajardalam lingkungan profesinya (Raharjo, 2010)Menurut  Pearsons  &  Sardo, menjadi  guru  berarti  bersedia  dan  mampu  mengenali  anak didiknya.  Itu  sebabnya,  mengenal  anak  merupakan  hal  yang  penting,  karenasetiap  anak  memiliki keunikan  (Pearsons  &  Sardo,  2006).  Realitasnya,    kemampuan  tenaga  pendidik  termasuk  tenaga pendidik yang telah masuk  kategori professional,  kadangkala bertolak belakang dengan harapan ideal. Umumnya,    tenaga  pendidik  kurang  optimaldalam  memperhatikan      keunikan  anak.  Guru  cenderung  memberikan   proses   pendidikan   yang   lebih   mengarah   pada   konsep   uniformitas   kognitif.      Anak cenderung  dipersepsikan  sama.  Padahal  anak  memiliki  perbedaan  yang  signifikan.  Namun  tenaga pendidik  kurang  perduli  dalam  memantau  kebutuhan  anak.  Ormrod  (2003)  menjelaskan  bahwa  guru cenderung menuntut siswa untuk menurut atau taat dengan menunjukkan perilaku yang baik di depan guru. Padahal  stimulasi yang ditunjukkan anak belum tentu sesuai dengan kebutuhan mereka. Proses seperti   ini  lambat  laun   akan   berdampak   pada   perkembangan   anak   dan   selanjutnya   anak   akan menghadapi  problema perkembangan. Anak   hidup   dan   dibentuk   dalam   lingkungan   yang   beragam.   Goldin–Meadow   (2008) menyebutkan   bahwa   lingkungan   akanmempengaruhi   anak   dalam   berbagai   dimensi.   Diantara pengaruh  yang  jelas  dan  dapat  diobservasi  adalah  bagaimana  seorang  anak  berkembang  dan  belajar dari lingkungan. Untuk itu, dalam proses pendidikan modern, anak didik tidak dipandang sebagai obyek pembelajaran,  tetapi  anak  didik  adalah  subyek  pembelajaran.  Sebagai  subyek  pembelajaran,  anak menjadi  pusat  pembelajaran.  Anak  didik  berada  dalam  fase  yang  mengalami  pertumbuhan  dan perkembangan.  Untuk  mengarahkan  fase-fase  tersebut,  anak  didik  perlu  mendapat  bantuan  dari  para tenaga pendidik, termasuk orang tua bahkan masyarakat.

Dengan demikian, indikator  utama keberhasilan poses pembelajaran anak  pada perspektif ini adalah behavioral  changing. Perubahan-perubahan  yang  terjadi  pada  anak  dapat  diobservasi  oleh  guru secara  berkesinambungan.  Namun    beberapakelemahan  mendasar  pada  pandangan  ini  di  antaranya, guru      agak  kesulitan  dalam  memahami  emosi,  penalaran,  pemecahan  masalah,  dan  kemampuan berfikir  kritis.  Perubahan  yang  mudah  diamati  merupakan  perubahan  yang  ditampakkan  dalam perbuatan (fisik-psikomotorik anak). Sedangkan perubahan yang bersifat psikologis lebih sulit diamati. Di  samping  itu,  pandangan  behaviorisme  lebih  mementingkan  keseragaman  (unifikasi)  di  kelas. Padahal   unifikasi   behavioristik   anak   sulit   terjadi,   karena   setiap   anak   memiliki   perbedaan   baik perbedaan naturalmaupun nurture.Lebih  lanjut  menurut  Arends  &  Kilcher  (2010),  dalam  pespektif  biologis,  anak  memiliki karakteristik  dan  keunikan  antara  yang  satu  dan  yang  lainnya.  Dalam  perspektif  bioologis  dipahami bahwa  bahwa  setiap  anak  (orang)  memiliki  otak.  Otak  merupakan  bagian  organ  yang  penting  dalam tubuh  manusia.  Otak  memuat  semua  informasi  yang  telah  diolah.  Otak  merupakan  pusat  sumber penerima  dan  pengolah  informasi  yang  masuk.  Otak  terbagi  dalam  dua  hal  yaitu  yang  dinamakan neuron  dansinapsis.  Neuron  adalah  sebuah  sel  dalam  sistem  saraf  manusia.  Neuron  berkomunikasi antara yang satu sama yang lainnya dengan cara yang unik. Neuron (sel saraf) adalah unit kerja dasar dari otak, sel khusus yang dirancang untuk mengirimkan informasi ke sel saraf, otot, atau sel kelenjar. Pada  umumnya    neuron  memiliki  badan  sel,  akson,  dan  dendrit.  Badan  sel  memiliki  inti  dan sitoplasma. Akson berkembang dari sel tubuh dan berkembang ke berbagai cabang yang lebih kecil dan berakhir di terminal saraf. Dendrit berkembang dari sel tubuh neuron dan menerima pesan dari neuron lain.  Sedangkan  sinapsis  merupakan  titik  kontak  dari  satu  neuron  berkomunikasi  dengan  yang  lain. Dendrit  ditutupi  dengan  sinapsis  yang  dibentuk  oleh  ujung-ujung  akson  dari  neuron  lain.  Untukitu sinapsis  berbentuk  struktur  yang  memungkinkan  neuron  (atau  sel  saraf)  untuk  melewati  sinyal  listrik atau kimia ke sel lain (atau sebaliknya neural).Otak  manusia  dapat  dibedakan  sesuai  dengan  struktur  belahannya,  yaitu  otak  kiri  dan  otak kanan. Seseorang memiliki kecenderungan besar untuk lebih menggunakan salah satu belahan otaknya. Otak  kiri  memiliki  ciri-ciri  analitis,  sistematis,  numerik,  dan  komunikasi  yang  bagus,  sedangkan  otak kanan  memiliki  ciri-ciri  seni,  kretif,  musik,  dan  spasial  yang  bagus (Arends,  R.  I.,  &  Kichler,  A.  2010). Dalam  proses  pembelajaran,  tugas  guru  vital  guru  adalah  berusaha    mengoptimalkan  fungsi  kedua belahan  otak  tersebut.  Pola  pembelajaran  yang  dapat  memaksimal  fungsi  kedua  belahan  otak  tersebut seperti  melaksanakan  prosespembelajaran  yang  menarik  dan  inovatif.  Bila  fungsi  kedua  belahan  otak tersebut dapat difungsikan secara maksimal, maka berimbas pada potensi yang dimiliki anak. Semakin bervariatif  dan  menarik  proses  pembelajaran  yang  berlangsung  di  kelas/luar  kelas,  maka  potensi  yang dimiliki anak cenderung  berkembang lebih optimal.Bila   diamati,   implikasi   perspektif   biologi   dalam   pembelajaran   dapat   berdampak   dan berkembang.  Implikasi  biologi  akan  menimbulkan  sisi  positif  seperti;    [1]  setiap  segmen  instruksional menggunakan   beberapa   modalitas   dan    beberapa   jalur   sensorik.   Semua   pembelajaran   dapat memperkaya  masukan  multiindrawi;  [2]  memperkaya  dengan  cara  membuat  dan  mempertahankan lingkungan  belajar  yang  kondusif.  Lingkungan  belajar  yang  menarik  akan  menghidupkan  inovasi pembelajaran . 

Peran Guru dalam Memahami Karakteristik Peserta DidikTenaga pendidik (guru) memegang peran penting dalam proses pembelajaran di kelas dan bahkan dalam   meningkatkan   kualitas   Pendidikan   di   sebuah   sekolah,   daerah,   dan   nasional.   Guru   sebagai komponen  kunci  dalam  proses  pendidik  dituntut  untuk  mampu  menyelenggarakan  proses  pembelajaran yang mendidik. Peran besar inilah yang dituntut dari guru, khususnya dalam pembentukan karakter anak maupun  karakter  bangsa.  Karakter  yangdiharapkan  bukan  hanya  memiliki  kecerdasan  dan  keterampilan, tetapi  karakter  akhlak  mulida  dan  spritualitas-keagamaan.  Dalam  menggapai  tujuan  itu,  implikasi  proses belajar diarahkan pada proses pembelajara yang berorientasi pada anak didik. Menurut  Dimyati  &  Mudjiono  (2006),  belajar  merupakan  tindakan  dan  perilaku  siswa  yang kompleks.  Sebagai  tindakan,  belajar  hanya  dialami  oleh  anak  sendiri.  Proses  belajar  terjadi  karena  anak memperoleh pengalaman yangada dilingkungan sekitarnya. Atau dalam istilah Davies, tujuan akhir dari pengajaran  (pembelajaran)  adalah  perubahan  dan  perubahan  itu  sendiri  oleh  interaksi  anak  dengan lingkungannya  (Davies.  1986).  Untuk  itu,  dalam  memahami  karakteristik  peserta  didik, seorang  tenaga pendidik   membutuhkan   disiplin   ilmu   seperti   Psikologi   Belajar,   Psikologi   Perkembangan,   Psikologi Kepribadian, dan bahkan dimungkin  ilmu-ilmu  yang berkaitan  dengan disiplin ilmu komunikasi. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami karakteristik anak didik.

Sekian terimakasih 

 Sumber . https://doi.org/10.32923/tarbawy.v6i2.1236





Komentar